IKLAN

OPINI: Tinggalkan Cara Yang Tidak Terpuji. Mengadu Domba Rakyat

Illustrasi: Net

Penulis: Bigar Rahasia Siswa (*)

|KlikJogja.Com|Opini - Belakangan kemarin ramai soal pembahasan terkait nasab tokoh-tokoh tertentu yang kadang melebar kemana-mana bak bola liar.

Polemik berkepanjangan berjilid-jilid hingga membuat gaduh di seantero negeri. Nuansa persoalan tersebut seperti bukan murni soal nasab saja namun soal-soal lain yang ada rentetan yang saling berkaitan seperti upaya tidak mempercayai pada tokoh tertentu sehingga muncul dorongan upaya untuk mempolitisasi persoalan tersebut.

Upaya meluruskan nasab yang salah sebenarnya bisa dengan cara yang lebih elegan, cara musyawarah, cara menempuh jalur hukum dan atau cara lainnya yang lebih menenangkan masyarakat, tidak ada upaya generalisir dan fanatisme kelompok atau golongan yang menyebabkan polemik dan kegaduhan di publik.

Bahkan ada foto-foto bagian dari sejarah yang diberitakan dengan berita yang dibenarkan dan atau dinarasikan sendiri secara sepihak dan menyudutkan pihak lain. Saya secara pribadi tidak suka dengan cara-cara penggiringan opini dengan mengambil dokumen pendukung sejarah yang dinarasikan secara sepihak dan menyalahkan sumber referensi yang belum tentu salah dan belum dikaji.

Seperti halnya Ilustrasi Sketsa Pangeran Diponegoro waktu muda dan Sketsa Pangeran Diponegoro saat ditahan sebagian diterima dan sebagian ditolak, dan mengambil dokumen pendukung yang disukainya untuk diambil dan dinarasikan sendiri, sedangkan sumber referensi foto lainnya ditolak dan dianggap tidak valid padahal itu bagian dari bukti history sejarah.

Bersikap adillah dalam bersikap, jangan karena rasa ketidaksukaanmu pada seseorang, pada kelompok tertentu menjadikan Engkau tidak mampu berbuat adil kepada orang lain dan tidak mampu menegakkan kebenaran.

Katakan yang benar bahwa itu benar, dan yang salah itu salah, jangan berat sebelah, jangan mengadudomba rakyat, jangan menggeneralisir kesalahan seseorang dianggap kesalahan kelompok, golongan. Jangan bersikap rasis, jangan membentur-benturkan rakyat sehingga saling berhadap-hadapan.

Jangan sampai ambisimu, nafsumu, membutakan hatimu sehingga tertutup cahaya kebenaran di hati nuranimu. Jadilah pribadi yang bijak dan jangan memperturutkan hawa nafsu.

Semoga Allah SWT senantiasa melindungi Negeri Indonesia yang kita cintai dari upaya orang-orang yang ingin memecahbelah negeri ini dan orang-orang yang tidak bertanggugjawab, dan dijauhkan dari orang-orang yang haus kekuasaan untuk kepentingan pribadi.


Magelang, 10 Februari 2025


(*) Bigar R. Siswa, Dosen, Sekretaris Umum Yayasan Patrap Senopati

Posting Komentar

0 Komentar