|Uploader: Redaksi-001||Pewarta: Aan|
|KlikJogja.Com|Yogyakarta - Memperjuangkan dan memuliakan kaum inklusi sudah menjadi niat R.Budi Ariyanto Surantono (51 tahun). Pria kelahiran kota pelajar Yogyakarta ini.
Didampingi bekerja sebagai Praktisi Media, ia juga akrab dan Menjadi bagian dari kehidupan anak anak yatim dhuafa dan anak anak penyandang disabilitas.
Budi Ariyanto bersama Team Relawan Abah Kanjeng Humanity Care juga kerap membantu Bunda Bunda Yatim dan para Janda Lansia Dhuafa dalam mengatasi persiapan hidupnya.
Baginya, perjuangan kemanusiaan membantu dan Membela kaum inklusi adalah panggilan jiwa dan kwajiban sebagai Manusia yang mencintai Tuhan dan Alam Semesta.
"Semua makhluk ciptaan Tuhan harus kita jaga, pelihara dan lindungi. Apalagi sesama manusia yang menjalani takdir hidup tidak sebagaimana mestinya. Anak anak yatim dhuafa dan penyandang disabilitas adalah salah kaum inklusi yang wajib mendapat perhatian kita semua", ungkap pria yang akrab dipanggil Abah Ariyo ini.
Sejak tahun 2011 ia menjadi pendamping, Pembina dan pelindung kaum inklusi, baik mendampingi secara fisik, psikologis, hukum hingga sosial kemasyarakatan. Sebuah perjuangan berat dan panjang yang harus dilaluinya.
Ia tidak ingin kaum inklusi menjadi masyarakat nomor dua dan bahkan dianggap sebagai masyarakat kelas bawah. Keyakinan ya bahwa kaum inklusi adalah masyarakat Mulia, karena mereka adalah "pintu surga" atau "jalan surga" bagi yang memahaminya.
Sektor Pendidikan adalah salah satu fokus kegiatannya. Karena ia berprinsip "Pendidikan Adalah Hak Setiap Manusia maka setiap orang harus mendapatkan haknya".
Oleh karena itulah sejak tahun 2017 ia getol menjalin kerjasama dengan semua pihak yang bisa memungkinkan anak anak asuh dan binaannya bisa sekolah apapun keadaan ekonominya.
"Sekolah memang membutuhkan biaya, tapi kami berusaha mencari cara agar anak anak tetap bisa sekolah tanpa harus memikirkan biaya. Tugas kami mencarikan caranya itu. Semoga Allah Swt selalu memberikan kesehatan agar kami bisa terus berpikir Kreatif agar anak anak tetap bisa sekolah tanpa memikirkan biaya", harapnya.
Saat ini ia bekerjasama dengan beberapa PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dan beberapa sekolah SD sampai dengan SMA/SMK yang memungkinkan bisa memberikan layanan sekolah Gratis dan juga beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta dan sekitarnya.
Ditingkat perguruan tinggi ia menggandeng lembaga Internasional PDKS ROS PBX Alexandrina Victoria II International Online University untuk kegiatan kuliah online gratis kelas Internasional bagi anak anak asuh dan relawan relawan kemanusiaan binaannya.
Ia juga sedang merintis sebuah Sekolah Kemanusiaan yang melibatkan Guru dan Tutor Kemanusiaan dibawah komunitas relawan Abah Kanjeng Humanity Care untuk membantu anak anak putus sekolah agar bisa memiliki Ijazah yang berguna bagi masa depannya.
"Semoga kami bisa memfasilitasi sekolah dan kuliah gratis bagi sebanyak banyak nya anak yatim dhuafa dan penyandang disabilitas di Indonesia. Karena mereka adalah masa depan bangsal. Walaupun hidup dalam keterbatasan namun mereka memiliki hak hidup yang sama. Mohon Doa untuk perjuangan yang sedang kami lakukan", pungkas pria yang berstatus sebagai Dosen Kemanusiaan PDKS ROS PBX Alexandrina Victoria II International Online University & Best Diplomat UN.Volunteer Perserikatan Bangsal Bangsa ini. (*)
0 Komentar