IKLAN

5 Pesan LDII Buat Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029: Kebangsaan, Keadilan, Iklim, Pangan, dan Energi


|Uploader: Redaksi-001|

|KlikJogja.Com| Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII KH Chriswanto Santoso mewakili warga LDII di seluruh Indonesia mengucapkan  selamat atas pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden RI 2024-2029 (20/10). KH Chriswanto sekaligus menitipkan pesan agar program pembangunan selalu berorientasi merawat kebangsaan dan berkeadilan sosial. Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII DIY, Atus Syahbudin pun berharap program pembangunan tersebut juga mendukung berbagai upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim dunia, serta ketahanan pangan.

“Ada lima sasaran pembangunan untuk mewujudkan Indonesia emas 2045. Salah satunya adalah menurunnya intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menuju net zero emission,” ungkap Atus. 

Dosen Fakultas Kehutanan UGM ini memandang bahwa program kampung iklim (ProKlim) yang telah diluncurkan oleh presiden Joko Widodo mampu menggerakkan lebih banyak partisipasi tingkat tapak, termasuk inisiasi dan inovasi “Kampung ProKlim LDII”, Dai ProKlim dan Sekolah Lansia ProKlim. Persatuan dan kesatuan para pihak yang terlibat mitigasi dan adaptasi tersebut dapat semakin kokoh. Kebangsaanpun dapat dirawat berkat isu lingkungan hidup. 

Menurut KH Chriswanto, setelah 1945 bangsa Indonesia menegakkan persatuan dan kesatuan dengan pendekatan yang keras. Namun pasca reformasi, pendekatan militeristik untuk memperkuat persatuan bangsa mulai ditinggalkan, akan tetapi hasilnya belum maksimal akibat berbagai sebab. 

“Pada masa Orde Lama dan Orde Baru tuntutan kepada pemerintah pusat disikapi dengan cara militer. Saat Reformasi masalah anggaran yang kurang, premanisme politik, dan korupsi membuat pembangunan tersendat. Kelambanan pembangunan yang menerbitkan kekecewaan itu kemudian dipolitisasi oleh gerakan separatisme,” ujar KH Chriswanto. 

Menurutnya, kesejahteraan sosial yang bisa diwujudkan dengan program pembangunan nasional bisa terus menyatukan bangsa Indonesia seabad lagi. Ia mengatakan, para generasi muda mendatang sudah semakin luntur pengetahuan mengenai sejarah bangsa, yang berakibat pada tuntutan pemerataan pembangunan untuk menghilangkan kesenjangan.

KH Chriswanto pun mengingatkan, agar perekat bangsa semakin kuat memerlukan dua pendekatan penting. Pertama, pembangunan berkelanjutan untuk memastikan pemerataan kesejahteraan. Kedua, internalisasi nilai-nilai kebangsaan dengan cara kreatif semakin penting di tengah gempuran ideologi transnasional.

“Pelajaran sejarah dan upacara bendera kerap dianggap tidak penting oleh generasi muda. Untuk itu perlu cara kreatif agar identitas bangsa dapat terus dipertahankan untuk merawat keindonesiaan kita,” papar KH Chriswanto. Persatuan dan kesatuan inilah yang jadi modal sosial untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. 

Menurutnya, bila dua hal tersebut dapat dilakukan Presiden Prabowo dan kabinetnya, bangsa Indonesia bisa melihat Indonesia seabad lagi sebagai negara yang maju dan utuh, tidak bercerai berai. 

Sementara itu, Sekretaris Umum DPP LDII Dody Taufik Wijaya mengatakan, tantangan ke depan makin berat. Pelantikan Prabowo dan Gibran, menurut Dody sedang menghadapi senja peradaban dunia pasca perang dingin. Perang berkelanjutan mengakibatkan harga energi tidak menentu. Demikian pula ekonomi dunia. 

“Dunia sedang terpolarisasi untuk lepas dari kekuasaan dan hegemoni Amerika dan Eropa Barat. Tentunya mengakibatkan berbagai goncangan, baik ekonomi dan politik luar negeri. Aliansi Rusia, China, India dan negara-negara lain melawan Blok Barat merupakan tantangan bagi Indonesia, yang secara langsung juga mempengaruhi pembangunan nasional dan kesejahteraan rakyat,” tutur Dody. 

Belum lagi persoalan energi, pangan, dan lingkungan yang terus rusak akibat perubahan iklim. Semua persoalan itu membutuhkan pemikiran dan upaya berbagai pihak. Dody juga berharap delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa bisa menjadi bagian program prioritas pemerintah. 

Pada dasarnya, LDII memiliki kapabilitas menjalankan delapan bidang seperti tersebut di atas. Namun demikian, memerlukan pula otoritas yang dimiliki pemerintah untuk mempercepat pelaksanaan program ini. (Rls/ats)

Posting Komentar

0 Komentar